Kamis, 24 Februari 2011

I Believe In Their Eyes


Membaca beberapa artikel mengenai mereka..

Melihat beragam foto dan video mengenai mereka..

Tentu bukan cuma yang baik-baik dan indah-indah, bahkan banyak yang membuat saya harus menahan rasa sedih dan meneteskan air mata, entah perasaan apa yang membuat sakit hati saya..

Mungkin untuk beberapa orang mereka tidak berarti, tidak berharga bahkan sebelah mata saja tidak akan dipandang, namun mereka punya tempat khusus di hati saya..

Saya tumbuh bersama mereka, sejak saya masih balita sampai beberapa bulan sebelum saya menikah..
Waktu yang cukup untuk membuat saya tidak mampu begitu saja melupakan kenangan-kenangan bersama mereka, setiap bertemu dijalan, sedang bersama pemiliknya, ingin rasanya saya berhenti sebentar dan menyentuh atau mengelus kepala mereka, tidak.. saya tidak ada rasa takut pada mereka, selama kita percaya pada mereka saya yakin mereka pun merasakan hal yang sama, insting mereka sangat kuat..
Semua hal yang saya lihat, kenyataan yang ada akhir-akhir ini membuat saya kembali ke beberapa tahun silam, ketika begitu banyak anjing-anjing berganti dalam hidup saya, entah sudah berapa, begitu mereka tua dan meninggal, papa sudah punya gantinya untuk di rumah kami.
Alhamdulillah walaupun saya anak tunggal, tapi saya punya teman setia, teman terbaik, teman curhat saya di rumah, entah kenapa dulu saya begitu nyaman curhat pada mereka, walau mereka cuma bisa diam memperhatikan saya, tapi saya lega.. J 1 point untuk saya, bahwa teman atau sahabat bisa saja pergi meninggalkan kita atau berkhianat tapi tidak untuk mereka..

Saya masih ingat saya pernah punya 1 anjing yang matanya buta sebelah karena berantem dengan sesama anjing, namanya Whitey.. dialah yang paling saya ingat entah kenpa, mungkin paling lama dia menemani saya.. setiap saya pulang dari sekolah dia pasti sudah menunggu di balik pintu..

Setiap hari mereka sudah menjadi bagian hidup saya, sampai 2 anjing terakhir saya, Binyo dan Fleksie, dua-duanya anjing biasa (orang sering sebut anjing kampung), memang kebanyakan papa pelihara anjing-anjing kampung, dan semuanya sama untuk saya tidak merubah apapun J. Binyo dan Fleksie harus saya hibahkan karena saya harus pindah kost karena sepeninggal kedua orangtua saya, otomatis saya harus berpindah-pindah kost (kami dulu belum punya rumah tinggal milik sendiri), sampai saya menikah.
Semua sudah terkubur jauh-jauh sejak saya menikah, punya anak dan tiba-tiba banyak hal mengingatkan memori saya kembali akan mereka.. dan saya masih ingin ada mereka kembali dalam hidup saya, saya ingin mengenalkan juga pada anak saya bahwa hewan satu ini tidak seburuk orang lain pikir, dia bisa begitu berperasaan dan sangat sangat setia, itu sudah jaminan..

Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa banyak yang mempertanyakan bila saya mendekati anjing atau ingin menyentuh mereka, karena saya sekarang muslim dan berkerudung, tapi masalah itu tidak perlu panjang dibahas, saya hanya ingin mencurahkan perasaan saya lewat tulisan ini, bahwa perasaan itu tidak bisa saya pungkiri, bahwa saya masih bisa menangis, tertawa dan takjub melihat mereka..

[dedicated to: Aboy, Whitey, Entong, Chico, Eti, Binyo, Fleksie, Hero, Blackie, ...]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar